Wednesday, December 26, 2012

PEMANFAATAN PROGRAM MEDIA

PEMANFAATAN PROGRAM MEDIA

Program media perlu dirancang dengan baik, bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan pemanfaatan media itupun juga perlu diatur dan dirancang dengan sebaik-baiknya agar media pembelajaran tersebut efektif dan efisien.

A.    Pola pemanfaatan

Ada beberapa pola pemanfaatan media pembelajaran, yaitu :
1.    Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas (Classroom Setting)
Dalam tatanan (setting) ini media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar mengajar dalam situasi kelas. Dalam merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan dicapai,  materi pembelajaran yang mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajaran.
2.    Pemanfaatan Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di luar situasi kelas dapat di bedakan dalam dua kelompok utama, yaitu :
a)    Pemanfaatan Secara Bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu di masyarakat pemakai media, baik dengan cara diperjualbelikan maupun didistribusikan secara bebas. Hal itu dilakukan dengan harapan media itu akan digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakai media menggunakan media menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya pemakai media menggunakannya secara perorangan.



Contoh Pemanfaatan Media Secara Bebas :
-          Pemakaian kaset dalam pelajaran Bahasa Inggris
Di toko banyak dijual kaset pelajaran Bahasa Inggris. Orang yang merasa memerlukan kaset itu dapat membelinya secara bebas, menggunakannya pun secara bebas juga. Artinya, kaset itu dapat digunakan kapan saja, dimana saja, dan untuk keperluan apa saja. Semuanya tergantung kepada pemilik kaset itu sendiri.

-          Pemanfaatan program siaran radio pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang bersifat pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu. Misalnya siaran pelajaran Bahasa Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, dan lain-lain.

b)   Pemanfaatan Media Secara Terkontrol
Pemanfaatan media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu. Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik. Dengan begitu, mereka dapat menggunakan media itu secara teratur, berkesinambungan, dan mengikuti pola belajar-mengajar tertentu.
Contoh Pemanfaatan Media Secara Terkontrol :
o    Pemanfaatan Siaran Radio Pendidikan untuk Penataran Guru
Sasaran program penataran ini ialah guru SD yang berada di daerah terpencil dan sulit komunikasinya. Mereka perlu menambah pengetahuan dan keterampilan mengajarnya, tetapi tidak dapat memperoleh fasilitas sumber belajar yang memadai di daerah masing-masing. Tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan ini ialah meningkatkan kemampuan mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang pelajaran. Selesai mendengarkan siaran guru-guru tersebut mendiskusikan isi siaran untuk memperdalam pengertian yang mereka peroleh dari siaran. Kelompok pendengar juga diharapkan memberikan umpan balik (feedback) kepada pembuat program siaran. Umpan balik ini tidak menyangkut siaran, cara penyajian (jelas atau tidak), dan kualitas teknik program siaran itu.

o    Pemanfaatan Media untuk Mencapai Ijazah Persamaan SMA di AS
Orang-orang yang ingin mendapatkan ijazah itu mendaftarkan diri ke Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Center) setempat. Ia kemudian harus mengikuti tes awal (pretest). Hasil tes itu memberikan petunjuk kepada siswa dan pimpinan sumber belajar itu tentang bahan-bahan belajar yang harus dipelajari oleh siswa bersangkutan. Selanjutnya siswa tersebut dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar berupa media cetak dan media lain, seperti kaset audio, kaset video, dan lain-lain. Siswa harus mengikuti tes secara berkala untuk mengetahui kemajuan belajar mereka. Setelah siap, siswa boleh mengajukan permintaan menempuh ujian akhir untuk mendapatkan ijazah.

c)        Pemanfaatan Media Secara Peorangan, Kelompok atau Massal

1.      Media dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu digunakan oleh satu orang saja. Banyak media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang dapat menggunakannya dengan mandiri.
2.      Media dapat digunakan secara berkelompok.
Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2 s.d. 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 s.d. 40 orang. Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor, atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari. Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
a.       Suara yang disajikan oeh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok dapat mendengarnya.
b.      Gambar atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh semua anggota kelompok itu.
c.       Perlu ada alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier) dan membesarkan gambar (proyektor).


3.      Media juga dapat digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat menggunakan media itu bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang yang besar seperti film 35 mm. Untuk memudahkan orang yang belajar dengan menggunakan media seperti ini sebaiknya kepada para peserta diberikan bahan tercetak sebelumnya.

B.     Stategi Pemanfaatan

Media harus digunakan dengan perencanaan yang sistematis. Media digunakan jika media itu mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah dirumuskan. Agar media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media, yaitu :
1). Persiapan Sebelum Menggunakan Media
Pertama-tama pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian ikuti petunjuk-petunjuknya. Hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan media itu. Peralatan yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian, pada saat menggunakannya nanti, kita tidak akan diganggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu. Jika media itu digunakan secara berkelompok, sebaiknya tujuan yang akan dicapai dibicarakan terlebih dahulu dengan semua annggota kelompok. Hal itu penting supaya perhatian dan pikiran terarah ke hal yang sama.
Peralatan media perlu ditempatkan dengan baik sehingga kita dapat melihat atau mendengar programnya dengan enak. Lebih-lebih, apabila media itu digunakan secara berkelompok. Sedapat mungkin, semua anggota kelompok dapat memperoleh kesempatan yang sama dalam mendengarkan dan atau melihat program media itu. Layar dan atau pesawat radio atau tape recorder harus ditempatkan begitu rupa sehingga dapat melihat dan mendengarnya dengan jelas.


2). Kegiatan Selama Menggunakan Media
Yang perlu dijaga selama kita menggunakan media ialah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu perhatian dan konsentrasi harus dihindarkan. Kalau mungkin, ruangan jangan digelapkan sama sekali. Hal itu supaya kita masih dapat menulis jika dijumpai hal-hal penting yang perlu diingat. Kita pun dapat menulis pertanyaan jika ada bagian yang tidak jelas atau sulit dipahami. Jika menulis atau membuat gambar atau membuat catatan singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi.
3). Kegiatan Tindak Lanjut
Maksud kegiatan tindak lanjut ini ialah untuk menjaga apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, untuk memantapkan pemahaman terhadap materi instruksional yang di sampaikan melalui media bersangkutan. Untuk itu soal tes yang disediakan perlu kita kerjakan dengan segera sebelum kita lupa isi program media itu. Kemudian kita cocokkan jawaban kita itu dengan kunci yang disediakan. Bila kita masih banyak kesalahan, sebaiknya sajian program media bersangkutan diulang lagi.
Apabila kita belajar secara berkelompok, perlu diadakan diskusi kelompok. Hal itu dilakukan untuk membicarakan jawaban soal tes atau untuk membicarakan hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Ada kemungkinan kita dianjurkan melakukan tindakan lanjut lain, misalnya melakukan percobaaan, melakukan observasi, menyusun sesuatu, dan sebagainya. Bila hal tersebut dapat dilakukan sebaiknya itu diikuti dengan baik.

Contoh Kasus Penggunaan Media dalam Pendidikan
Kasus penggunaan media dalam pendidikan ini, baik yang terdapat di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang ratusan jumlahnya. Sungguh di luar dugaan bahwa sebagaimana dicatat oleh Wilbur Schramm dari sekian banyak kasus penarapan teknologi pendidikan dengan media tersebut 75% atau lebih kurang 170 kasus terdapat di negara ketiga atau di negara yang sedang berkembang. Mungkin memang karena negara berkembang merupakan sasaran yang empuk sebagai kelinci percobaan maupun pemasaran produk teknologi yang berupa perangkat keras peralatan media. Mungkin pula karena negara yang sedang berkembang memang mempunyai banyak persoalan yang harus dipecahkan dan ketinggalan-ketinggalan yang harus dikejar agar tidak tergilas oleh laju pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi itu sendiri atau memang kedua kemungkinan tersebut ada. Penarapan teknologi pendidikan dengan media memang tidak terlepas dari maksud, tujuan maupun sasaran yang ingin dicapainya yang diharapkan akan mempunyai nilai lebih bila dilihat dari manfaat sosialnya.
Contoh :
·           Universitas California di San Diego menggunakan media surat kabar untuk penyebaran program perkuliahan. Cara ini sudah dimulai sejak tahun 1972 dengan sasaran masyarakat dewasa yang tidak mempunyai kesempatan mengikuti perkuliahan reguler secara penuh dan teratur.
·           Adanya Proyek Minerva di Brazilia yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan tingkat menengah dengan ijazah Madureza, khususnya bagi anak-anak lanjut usia di Brazilia. Pendidikan dilaksanakan melalui siaran radio dan televisi lima jam dalam seminggu dan bersifat formal untuk mendapatkan ijazah Madureza bersifat non-formal untuk masa liburan dan akhir pekan. Proyek Minerva berada di bawah Departemen Pendidikan dari pemerintah federal dan dilaksanakan oleh Jawatan Televisi Pendidikan (Educational Television Service).









Mahdum

Apapun itu akan lebih Berarti dan Bermakna jika kita, Saling Berbagi. Semakin Kita Berbagi semakin Kita Mengerti.

0 komentar:

Post a Comment

 

Copyright @ 2013 Mahdum.