Program media perlu dirancang
dengan baik,
bukan hanya pembuatan media itu sendiri melainkan
pemanfaatan media itupun juga perlu diatur dan dirancang dengan sebaik-baiknya
agar media pembelajaran tersebut efektif dan efisien.
A. Pola
pemanfaatan
Ada beberapa pola pemanfaatan media
pembelajaran,
yaitu :
1. Pemanfaatan Media dalam Situasi Kelas (Classroom
Setting)
Dalam tatanan (setting) ini media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang
tercapainya tujuan tertentu dan pemanfaatannya pun dipadukan dengan proses belajar
mengajar dalam
situasi kelas. Dalam
merencanakan pemanfaatan media itu guru harus melihat tujuan yang akan
dicapai, materi pembelajaran yang
mendukung tercapainya tujuan itu, serta strategi belajar mengajar yang sesuai
untuk mencapai tujuan itu. Media pembelajaran yang dipilih haruslah sesuai dengan
ketiga hal itu, yang meliputi tujuan, materi, dan strategi pembelajaran.
2. Pemanfaatan
Media di Luar Situasi Kelas
Pemanfaatan media pembelajaran di
luar situasi kelas dapat di bedakan dalam dua kelompok utama, yaitu :
a) Pemanfaatan Secara Bebas
Pemanfaatan secara bebas ialah bahwa media itu digunakan tanpa dikontrol atau
diawasi. Pembuat program media mendistribusikan program media itu di
masyarakat pemakai media, baik dengan cara diperjualbelikan maupun
didistribusikan secara bebas. Hal itu dilakukan dengan harapan media itu akan
digunakan orang dan cukup efektif untuk mencapai tujuan tertentu. Pemakai media
menggunakan media menurut kebutuhan masing-masing. Biasanya pemakai media
menggunakannya secara perorangan.
Contoh Pemanfaatan Media
Secara Bebas :
-
Pemakaian
kaset dalam pelajaran
Bahasa Inggris
Di toko banyak dijual kaset pelajaran Bahasa Inggris.
Orang yang merasa memerlukan kaset itu dapat membelinya secara bebas, menggunakannya
pun secara bebas juga. Artinya, kaset itu dapat digunakan kapan saja, dimana
saja, dan untuk keperluan apa saja. Semuanya tergantung kepada pemilik kaset
itu sendiri.
-
Pemanfaatan program siaran radio pendidikan
Pada saat ini banyak siaran radio atau televisi yang
bersifat pendidikan. Program-program itu disiarkan dengan maksud untuk
menyampaikan pesan-pesan pendidikan tertentu. Misalnya siaran pelajaran Bahasa
Inggris, Matematika, Bahasa Indonesia, dan lain-lain.
b)
Pemanfaatan Media Secara Terkontrol
Pemanfaatan
media secara terkontrol ialah bahwa media itu digunakan dalam suatu rangkaian
kegiatan yang diatur secara sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Apabila media itu berupa media pembelajaran, sasaran didik (audience) diorganisasikan dengan baik.
Dengan begitu, mereka dapat menggunakan media itu secara teratur,
berkesinambungan, dan mengikuti pola belajar-mengajar tertentu.
Contoh
Pemanfaatan Media Secara Terkontrol :
o
Pemanfaatan
Siaran Radio Pendidikan untuk Penataran
Guru
Sasaran
program penataran ini ialah guru SD yang berada di daerah terpencil dan sulit komunikasinya.
Mereka perlu
menambah pengetahuan dan keterampilan
mengajarnya, tetapi
tidak dapat memperoleh fasilitas sumber belajar yang memadai di daerah
masing-masing. Tujuan yang akan dicapai oleh kegiatan ini ialah meningkatkan
kemampuan mengajar guru SD dalam mengajarkan berbagai bidang pelajaran. Selesai mendengarkan siaran
guru-guru tersebut mendiskusikan isi siaran untuk memperdalam pengertian yang
mereka peroleh dari siaran. Kelompok pendengar juga diharapkan memberikan umpan
balik (feedback) kepada pembuat program siaran.
Umpan balik ini tidak menyangkut siaran, cara penyajian (jelas atau
tidak), dan kualitas
teknik program siaran itu.
o
Pemanfaatan Media untuk Mencapai Ijazah Persamaan SMA di
AS
Orang-orang yang ingin
mendapatkan ijazah itu mendaftarkan diri ke Pusat Sumber Belajar (Learning Resource Center) setempat. Ia
kemudian harus mengikuti tes awal (pretest).
Hasil tes itu memberikan petunjuk kepada siswa dan pimpinan sumber belajar itu
tentang bahan-bahan belajar yang harus dipelajari oleh siswa bersangkutan.
Selanjutnya siswa tersebut dapat belajar secara bebas menggunakan bahan belajar
berupa media cetak dan media lain, seperti kaset audio, kaset video, dan
lain-lain. Siswa harus mengikuti tes secara berkala untuk mengetahui kemajuan
belajar mereka. Setelah siap, siswa boleh mengajukan permintaan menempuh ujian
akhir untuk mendapatkan ijazah.
c)
Pemanfaatan
Media Secara Peorangan, Kelompok atau Massal
1. Media
dapat digunakan secara perorangan.
Artinya media itu digunakan oleh satu orang saja. Banyak
media yang memang dirancang untuk digunakan secara perorangan. Media seperti
ini biasanya dilengkapi dengan petunjuk pemanfaatan yang jelas sehingga orang
dapat menggunakannya dengan mandiri.
2. Media
dapat digunakan secara berkelompok.
Kelompok itu dapat berupa kelompok kecil dengan anggota 2
s.d. 8 orang. Atau berupa kelompok besar yang beranggotakan 9 s.d. 40 orang.
Media yang dirancang untuk digunakan secara berkelompok juga memerlukan buku
petunjuk. Buku petunjuk ini biasanya ditujukan kepada pimpinan kelompok, tutor,
atau guru. Keuntungan belajar menggunakan media secara berkelompok ialah bahwa
kelompok itu dapat melakukan diskusi tentang bahan yang sedang dipelajari.
Media yang digunakan secara berkelompok harus memenuhi beberapa persyaratan,
yaitu :
a. Suara
yang disajikan oeh media itu harus cukup keras sehingga semua anggota kelompok
dapat mendengarnya.
b. Gambar
atau tulisan dalam media itu harus cukup besar sehingga dapat dilihat oleh
semua anggota kelompok itu.
c. Perlu
ada alat penyaji yang dapat memperkeras suara (amplifier) dan membesarkan gambar (proyektor).
3. Media
juga dapat digunakan secara massal.
Orang yang jumlahnya puluhan, ratusan, bahkan ribuan dapat
menggunakan media itu bersama-sama. Media yang dirancang seperti ini biasanya
disiarkan melalui pemancar, seperti radio, televisi, atau digunakan dalam ruang
yang besar seperti film 35 mm. Untuk memudahkan orang yang belajar dengan
menggunakan media seperti ini sebaiknya kepada para peserta diberikan bahan
tercetak sebelumnya.
B.
Stategi
Pemanfaatan
Media
harus digunakan dengan perencanaan yang sistematis. Media digunakan jika media
itu mendukung tercapainya tujuan instruksional yang telah dirumuskan serta
sesuai dengan sifat materi instruksionalnya yang telah dirumuskan.
Agar media dapat digunakan secara efektif dan efisien ada tiga langkah utama
yang perlu diikuti dalam menggunakan media, yaitu :
1).
Persiapan Sebelum Menggunakan Media
Pertama-tama
pelajari buku petunjuk yang telah disediakan. Kemudian ikuti
petunjuk-petunjuknya. Hal tersebut akan memudahkan kita dalam belajar dengan
media itu. Peralatan
yang diperlukan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya.
Dengan demikian, pada saat menggunakannya nanti, kita tidak akan diganggu
dengan hal-hal yang mengurangi
kelancaran penggunaan media itu. Jika media itu digunakan secara berkelompok,
sebaiknya tujuan yang akan dicapai dibicarakan terlebih dahulu dengan semua
annggota kelompok. Hal itu penting supaya perhatian dan pikiran terarah ke hal
yang sama.
Peralatan media perlu ditempatkan
dengan baik sehingga kita dapat melihat atau mendengar programnya dengan enak. Lebih-lebih, apabila media itu
digunakan secara berkelompok. Sedapat mungkin, semua anggota kelompok dapat
memperoleh kesempatan yang sama dalam mendengarkan dan atau melihat program media itu. Layar dan atau pesawat
radio atau tape recorder harus ditempatkan begitu rupa sehingga dapat melihat
dan mendengarnya dengan jelas.
2). Kegiatan Selama Menggunakan
Media
Yang perlu dijaga selama
kita menggunakan
media ialah suasana ketenangan. Gangguan-gangguan yang dapat mengganggu
perhatian dan konsentrasi
harus dihindarkan. Kalau mungkin, ruangan jangan digelapkan sama sekali. Hal
itu supaya kita masih dapat menulis jika dijumpai hal-hal penting yang perlu
diingat. Kita pun dapat menulis pertanyaan jika ada bagian yang tidak jelas
atau sulit dipahami. Jika menulis atau membuat gambar atau membuat catatan
singkat, usahakan hal tersebut tidak mengganggu konsentrasi.
3). Kegiatan Tindak Lanjut
Maksud kegiatan tindak lanjut ini
ialah untuk menjaga apakah tujuan telah tercapai. Selain itu, untuk memantapkan
pemahaman terhadap materi instruksional yang di sampaikan melalui media
bersangkutan. Untuk itu soal tes yang
disediakan perlu kita kerjakan dengan
segera sebelum kita lupa isi program media itu. Kemudian kita cocokkan jawaban kita itu dengan kunci
yang disediakan. Bila kita masih banyak kesalahan, sebaiknya sajian program
media bersangkutan diulang lagi.
Apabila kita belajar secara berkelompok, perlu diadakan
diskusi kelompok. Hal itu dilakukan untuk membicarakan jawaban soal tes atau
untuk membicarakan hal-hal yang kurang jelas atau sulit dipahami. Ada
kemungkinan kita dianjurkan melakukan tindakan lanjut lain, misalnya melakukan
percobaaan, melakukan observasi,
menyusun sesuatu, dan sebagainya.
Bila hal tersebut dapat dilakukan sebaiknya itu diikuti dengan baik.
Contoh
Kasus
Penggunaan
Media
dalam Pendidikan
Kasus penggunaan media dalam
pendidikan ini, baik yang terdapat di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang
ratusan jumlahnya. Sungguh di luar dugaan bahwa sebagaimana dicatat oleh Wilbur
Schramm dari sekian banyak kasus penarapan teknologi pendidikan dengan media
tersebut 75% atau lebih kurang 170 kasus terdapat di negara ketiga atau di negara yang sedang berkembang.
Mungkin memang karena negara
berkembang merupakan
sasaran yang empuk sebagai kelinci percobaan maupun pemasaran produk teknologi
yang berupa
perangkat keras peralatan media. Mungkin pula karena negara yang sedang berkembang
memang mempunyai banyak persoalan yang harus dipecahkan dan
ketinggalan-ketinggalan yang harus dikejar agar tidak tergilas oleh laju
pesatnya perkembangan pengetahuan dan teknologi itu sendiri atau memang kedua
kemungkinan
tersebut ada. Penarapan teknologi pendidikan dengan media memang tidak terlepas
dari maksud, tujuan maupun sasaran yang ingin dicapainya yang diharapkan akan
mempunyai nilai lebih bila dilihat dari manfaat sosialnya.
Contoh :
·
Universitas
California di San Diego menggunakan media surat kabar untuk penyebaran program
perkuliahan. Cara ini sudah dimulai sejak tahun 1972 dengan sasaran masyarakat dewasa yang tidak mempunyai
kesempatan mengikuti perkuliahan reguler secara penuh dan teratur.
·
Adanya Proyek Minerva di Brazilia yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan tingkat menengah dengan ijazah Madureza,
khususnya bagi anak-anak lanjut usia di Brazilia. Pendidikan dilaksanakan
melalui siaran radio dan televisi lima jam dalam seminggu dan bersifat formal
untuk mendapatkan ijazah Madureza bersifat non-formal untuk masa liburan dan
akhir pekan. Proyek Minerva berada di bawah Departemen Pendidikan dari pemerintah
federal dan dilaksanakan oleh Jawatan Televisi Pendidikan (Educational Television Service).
0 komentar:
Post a Comment